Pojok Literasi
Kisah si anak kerang yang membalut pasir penderitaan menjadi
mutiara kemuliaan.
Pada suatu petang, di dalam lautan seekor anak kerang
yang masih muda belia mencari makan dengan membuka penutup badannya
(cangkangnya), ketika itu pasir masuk ke dalam tubuhnya. Sang kerang menangis,
"Bunda sakit bunda...sakit...ada pasir masuk ke dalam tubuhku."
Sang Ibu menjawab, "Sabarlah anakku, Tuhan tidak
memberikan kita alat untuk mengeluarkan pasir itu bahkan cara untuk
menghilangkan rasa sakitnya sekalipun. Karena itu jangan kau rasakan sakit itu,
bila perlu berikan kebaikan kepada sang pasir yang telah menyakitimu.
Tapi kerang yang masih muda itupun terus menangis
karena tak tahan dengan rasa sakit, namun karena tidak ada jalan lain ia
berusaha menjalankan nasehat bundanya dengan menggunakan air matanya membungkus
pasir yang masuk ke dalam tubuhnya. Sekalipun sakit, cara itu dengan sabar
terus menerus setiap hari ia lakukan, dan secara berangsur-angsur rasa sakit
itupun berkurang dan bahkan akhirnya hilang.
Ajaibnya tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai
terbentuk di dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Kian lama kian bulat. Dan
rasa sakit pun semakin berkurang. Mutiara semakin menjadi. Kini, bahkan rasa
sakitnya pun terasa biasa. Dan ketika masanya tiba, sebutir mutiara besar,
utuh, dan mengkilat akhirnya terbentuk sempurna.
Si anak kerang berhasil mengubah pasir menjadi
mutiara. Deritanya berubah menjadi mahkota kemuliaan. Air matanya menjadi harta
yang sangat berharga. Dirinya sekarang, sebagai bentukan nestapa, lebih
berharga daripada sejuta kerang lainnya yang cuma disantap orang di bawah
naungan tenda-tenda di pinggir jalan yang bertuliskan ” Sedia Kerang Rebus”.
Kristal kekecewaannya kini telah menjadi perhiasan mahal dan bergengsi tinggi
di leher-leher indah para perempuan kaya yang menambah kejelitaan mereka.
Ketika kerang itu dipanen dan kemudian dijual, maka
kerang yang berisi sebutir pasir itu harganya mahal. Sementara kerang yang tak
pernah merasakan sakitnya pasir dalam tubuhnya, ia menjadi kerang rebus yang
dijual murah bahkan di obral di pinggir-pinggir jalan.
Setelah menarik napas panjang, ayah saya melanjutkan,
"Kalau kamu tidak pernah mendapat cobaan dan merasakan rasa sakit, maka
kamu akan menjadi kerang rebus atau orang murahan. Tapi kalau kamu mampu
menghadapi cobaan, bahkan mampu memberikan manfaat kepada orang lain ketika
kamu sedang mendapat cobaan, maka kamu akan menjadi mutiara."
"Anakku..., kerang rebus dijual obral
di pinggir jalan sementara mutiara dijual mahal, diletakkan di tempat terhormat
dan dikenakan oleh orang-orang yang terhormat. Hidup adalah pilihan wahai
anakku... kamu bisa memilih hendak menjadi kerang mutiara atau kerang rebus,
semua terserah kamu."
Ayahku kemudian bertanya, "Kamu memilih menjadi apa,
nak?" Maka, segera saya jawab, "Saya ingin menjadi kerang mutiara
pak!"
Suatu hari, ada seorang anak laki-laki miskin bernama Howard Kelly yang menjual barang dari pintu ke pintu untuk membayar uang sekolah, sekarang dia hanya punya satu sen , dan ia merasa lapar. Dia memutuskan dia akan meminta makan di rumah berikutnya. Namun, ia kehilangan keberaniannya ketika seorang wanita muda yang cantik membuka pintu. Alih-alih makan ia meminta untuk minum air.
Wanita muda itu tahu bahwa anak laki-laki itu lapar karena itu ia membawakan segelasbesar susu. Ia meminumnya perlahan, kemudian anak laki laki itu bertanya, “Berapa yang harus saya berutang Anda? “Kamu tidak perlu membayar apa-apa,” jawab si wanita. “Ibu telah mengajarkan saya untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan.” Kata dia, “Kalau begitu saya ucapkan terima kasih dari hati saya.” kata anak laki laki tersebut.
Setelah itu, howard kelly pergi meninggalkan rumah tersebut, ia tidak hanya merasa lebih kuat secara fisik, tetapi iman kepada Allah dan rasa percayanya kepada sesama manusia semakin kuat . Padahal awalnya Dia sudah siap untuk menyerah dan berhenti. Ia kemudian bersekolah dengan semangat hingga berhasil mencapai apa yang di inginkannya.
16 Tahun kemudian kemudian wanita muda itu menjadi
sakit kritis. Para dokter di kota itu bingung. Mereka akhirnya mengirimnya ke
kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit
langka tersebut. dokter spesialis pun dipanggil untuk melakukan pemeriksaan.
Dokter itu merasa kaget. Segera ia bangkit dan
bergegas menyusuri lorong rumah sakit ke kamarnya. Mengenakan jubah dokternya
dia pergi menemuinya. Dia kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk
melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan hidupnya. Sejak hari itu ia
memberikan perhatian khusus pada kasus ini.
Setelah perjuangan panjang, pertempuran pun
dimenangkan. Dokter meminta rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya
pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Ia melihat itu, dan menuliskan sesuatu
pada pojok atas lembar tagihan tersebut dikirim ke kamarnya.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan, karena ia
yakin itu akan mengambil sisa hidupnya untuk membayar untuk itu semua. Akhirnya
dia melihat, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya di sisi tagihan. Dia
mulai membaca kata-kata berikut:
“Telah dibayar penuh dengan satu gelas susu”
TTD, Dr. Howard Kelly.
Kisah Inspiratif: Semangkok Nasi Putih Spesial
Cerita ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di negri Tiongkok. Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir didepan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu direstoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk kedalam restoran tersebut.Kemudian pemuda itu berkata:
“Tolong sajikan saya semangkuk
nasi putih”, dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah
makan.
Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya. Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar lalu berkata dengan pelan:
“Dapatkah menyiram sedikit
kuah sayur diatas nasi saya.”
Istri pemilik rumah berkata
sambil tersenyum:
”Ambil saja apa yang engkau
suka, tidak perlu bayar !”
Sebelum habis makan, pemuda
ini berpikir:
”kuah sayur gratis.”
Lalu memesan semangkuk lagi
nasi putih.
” Semangkuk tidak cukup anak
muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.”
Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.
“Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !”
Mendengar perkataan pemuda
ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin di luar
kota, demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah,
kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Berpikir sampai disitu pemilik rumah
makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah
nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi
putih saja dan memberikan kepada pemuda ini. Melihat perbuatannya, istrinya
mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti,
kenapa daging dan telur disembunyikan dibawah nasi?
Suaminya kemudian membisik
kepadanya :
”Jika pemuda ini melihat kita
menaruh lauk di nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya,
harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika
dia ketempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk
bersekolah.”
“Engkau sungguh baik hati,
sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.”
“Jika saya tidak baik, apakah
engkau akan menjadi istriku ?”
Sepasang suami istri muda ini
merasa gembira dapat membantu orang lain.
“Terima kasih, saya sudah
selesai makan.”
Pemuda ini pamit kepada
mereka. Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat
dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
“Besok singgah lagi, engkau
harus tetap bersemangat !” katanya sambil melambaikan tangan, dalam
perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang
lagi.
Sepasang mata pemuda ini
berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah ke rumah
makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih
dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang
dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari,
sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.
Pada suatu hari, ketika suami
ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa
rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan
mengingat anak mereka yang disekolahkan diluar negeri yang perlu biaya setiap
bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik. Pada saat ini
masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur
dari perusahaan besar.
“Apa kabar? Saya adalah wakil
direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang
kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan
semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya
akan dibagi 2 dengan perusahaan.”
“Siapakah direktur diperusahaan kamu ? Mengapa begitu baik terhadap kami? Saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !” sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.
“Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”
Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses. Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang. Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka:
”bersemangat ya ! dikemudian
hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !”
Contoh soal Literasi
Contoh Soal ANBK SMK Numerasi dan Jawabannya 2023
1. Simaklah dengan saksama soal cerita sebagai berikut!
Dadang adalah seorang siswa SMA yang tinggal di Jakarta Barat dan bersekolah di daerah Jakarta Selatan.
Untuk berjaga-jaga, sebelum pergi ke sekolah, Dadang mengunduh data prakiraan cuaca dari situs BMKG untuk daerah Jakarta seperti yang tertera.
Berdasarkan data historis yang dikumpulkan oleh Dadang selama ini, 90% prakiraan cuaca yang diberikan BMKG sesuai dengan kondisi yang terjadi kemudian.
Pada hari itu Dadang lupa membawa payung. Karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, Dadang tidak pernah menunggu hujan reda agar cepat sampai di rumah.
Bila ia pergi ke sekolah pada dini hari dan pulang siang hari, maka berapa persen peluang Dadang terkena air hujan pada saat perjalanan pergi atau pulang sekolah?
A. 7%
B. 19%
C. 81%
D. 93%
E. 99%
Jawaban: D
2. Masih berkaitan dengan soal nomor 1. Simak lanjutan soal cerita berikut ini.
Dadang adalah seorang siswa SMA yang tinggal di Jakarta Barat dan bersekolah di daerah Jakarta Selatan.
Untuk berjaga-jaga, sebelum pergi ke sekolah, Dadang mengunduh data prakiraan cuaca dari situs BMKG untuk daerah Jakarta seperti yang tertera.
Berdasarkan data historis yang dikumpulkan oleh Dadang selama ini, 90% prakiraan cuaca yang diberikan BMKG sesuai dengan kondisi yang terjadi kemudian.
Ternyata hari itu, Dadang harus belajar kelompok di rumah temannya Rika yang lokasi rumahnya ada di Jakarta Timur. Sehingga Dadang harus pergi ke rumah temannya pada siang hari sepulang sekolah.
Usai ia belajar kelompok, ia harus pulang ke rumahnya di Jakarta Barat ketika malam sudah turun.
Jika Dadang tidak bernaung selama perjalanan pulang, maka berapa persen kah peluang Dadang terkena air hujan?
A. 0.1%
B. 8.1%
C. 92,7 %
D. 99,9%
Contoh Soal ANBK SMK Literasi dan Jawabannya 2023
2. Bacalah puisi berikut ini!
Di Negeri Amplop
A. Mustofa Bisri (Gus Mus)
Di negeri amplop
Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya, malu
Samson tersipu-sipu, rambut keramatnya ditutupi topi rapi-rapi
David Copperfield dan Houdini bersembunyi rendah diri
Entah andaikata Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop-amplop di negeri amplop
mengatur dengan teratur
hal-hal yang tak teratur menjadi teratur
hal-hal yang teratur menjadi tak teratur
memutuskan putusan yang tak putus
membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop-amplop menguasai penguasa
dan mengendalikan orang-orang biasa
Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan
mencairkan dan membekukan
mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa napsu
Orang sakti bisa mati
Di negeri amplop
Amplop-amplop mengamplopi
apa saja dan siapa saja
A. Kritik terhadap praktik penggunaan uang sebagai cara mempermudah proses.
B. Kritik terhadap penguasa yang tak peka terhadap penderitaan rakyat.
C. Protes terhadap aturan yang mengekang warga Indonesia.
D. Protes mengenai larangan memberi uang kepada pengemis di jalan.
E. Kritik terhadap para penguasa yang suka menghamburkan uang rakyat.
Jawaban: A
3. Masih dari puisi nomor 1, ada banyak sekali kata ‘Amplop’ dalam puisi yang ditulis sang penyair.
Apa sesungguhnya makna amplop yang dimaksud di dalam puisi?
A. Amplop berisi pesan
B. Sumbangan sukarela
C. Hadiah kaget
D. Surat penting
E. Sogokan/Uang suap
Jawaban: E
Soal: Bacalah kutipan puisi di bawah ini.
"Dalam hening malam yang sunyi
Bulan bersinar terang dan gemilang
Bintang-bintang berkelip menyanyi
Indahnya alam yang abadi dan mempesona"
Apa tema yang terdapat dalam puisi ini?
a) Keindahan malam
b) Kegelapan malam
c) Penderitaan manusia
d) Kegiatan di malam hari
Kunci Jawaban: a) Keindahan malam.
Soal: Apa yang dimaksud dengan gaya bahasa simbolisme?
a) Penggambaran yang melebih-lebihkan suatu hal.
b) Penggunaan kata-kata yang tidak biasa.
c) Penggambaran langsung antara dua hal yang berbeda.
d) Penggunaan simbol atau lambang dalam karya sastra.
Kunci Jawaban: d) Penggunaan simbol atau lambang dalam karya sastra.
SOAL
A mangrove is a tropical marine tree or shrub of the genus Rhizhopora. Mangroves have special aerial roots and salt-filtering tap roots that enable them to thrive in brackish water (brackish water is salty, but not as salty as sea water).
There are several species of mangroves trees found all over the world. Some prefer more salinity, while others like to be very close to a large fresh water source (such as a river). Some prefer areas that are sheltered from waves. Some species have their roots covered with sea water everyday during high tide. Other species grow on dry land, but are still part of the ecosystem.
Mangroves need to keep their trunk and leaves above the surface of the water. Yet they also need to be firmly attached to the ground so they are not moved by waves. There are three types of mangrove roots that play an important role for it:
(1) support roots which directly pierce the soil.
(2) level-growing roots which twist upwards and downwards; with the upward twists emerging on the water surface.
(3) level-growing roots whose downward twists (sub-roots) appear on the water surface.
Any part of a root that appears above the water flows oxygen to the plant under water surface. As the soil begins to build up, these roots produce additional roots that become embedded in the soil.
The main idea of the text is ...
There are several species of mangroves trees found all over the world. Some prefer more salinity, while others like to be very close to a large fresh water source (such as a river). Some prefer areas that are sheltered from waves. Some species have their roots covered with sea water everyday during high tide. Other species grow on dry land, but are still part of the ecosystem.
Mangroves need to keep their trunk and leaves above the surface of the water. Yet they also need to be firmly attached to the ground so they are not moved by waves. There are three types of mangrove roots that play an important role for it:
(1) support roots which directly pierce the soil.
(2) level-growing roots which twist upwards and downwards; with the upward twists emerging on the water surface.
(3) level-growing roots whose downward twists (sub-roots) appear on the water surface.
Any part of a root that appears above the water flows oxygen to the plant under water surface. As the soil begins to build up, these roots produce additional roots that become embedded in the soil.
The main idea of the text is ...
JAWABAN :
A. Thera many species of mangroves.
B. Mangroves are tropical marine trees.
C. Mangroves grow on dry land.
D. Mangrove roots filter the salt of the sea-water.
SOAL
Television has a great influence on our ideas about what is right and wrong about the way we should behave, and about life in general. Sometimes the values and life styles that we get from television are in conflict with those that are taught at home and at school. Critics of television point out that crime and western programs often appeal to a taste of violence, while many games show appeal greed. Many critics also believe that television should be used for socially constructive purposes as well as for entertainment.
The first commercial television broadcast was made in April 20, 1939 by Radio Corporation of America (RCA). Since 1939., it has become one of the most important facts or modern life. Television is very much part of the modern world. Its effects are felt all over the world.
Television is a reflection of modern world, say some people. It shows contemporary society. It affects customs and culture, others say. Television is bad for culture because it keeps culture from growing, say still others.
Good or bad, television is difficult to avoid. Its pictures enter home, stores, airports, and factories. It is here to stay!
What is the topic of the whole text?
The first commercial television broadcast was made in April 20, 1939 by Radio Corporation of America (RCA). Since 1939., it has become one of the most important facts or modern life. Television is very much part of the modern world. Its effects are felt all over the world.
Television is a reflection of modern world, say some people. It shows contemporary society. It affects customs and culture, others say. Television is bad for culture because it keeps culture from growing, say still others.
Good or bad, television is difficult to avoid. Its pictures enter home, stores, airports, and factories. It is here to stay!
What is the topic of the whole text?
Comments
Post a Comment